Rabu, 10 Februari 2010

SEKALIPUN HINA, DIPAKAI – NYA

Thema Kotbah : SEKALIPUN HINA, DIPAKAI – NYA
Bacaan : Yesaya 6:1-13; Mazmur 138; I Korintus 15:1-11; Lukas 5:1-11
Ilustrasi :
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus
Adalah seorang yang bernama John Newton, berkebangsaan Inggris, yang lahir di London pada tahun 1725. Ia adalah anak seorang Kapten kapal yang tersohor, terkenal dan sangat dihormati. Masa kecilnya ia adalah seorang anak Kristen yang begitu taat, karena ibunya selalu mendampingi dalam kehidupan rohaninya. Ketika usia 4 tahun, ia mampu menghafal bait-bait dari Katekismus Wesminster dan lagu-lagu pujian karangan Isaac Watts.Namun sayang, ketika John berumur 7 tahun, ibunya dipanggil Tuhan. Praktis sudah ia kehilangan sosok seorang ibu yang dengan penuh kasih sayang selalu membimbing dalam hidup rohaninya.


Ketika berumur 11 tahun, usia yang masih muda, ayahnya mengajak John untuk berlayar menuju ke Mediterania bersama dengan para anak buah kapal yang kasar dalam berbicara, yang bejat moralnya. Dan John kecil, yang masih mudah terpengaruh dengan lingkungannya akhirnya terbawa juga. Ia tidak lagi menjadi seorang anak sekolah minggu yang manis, ia berubah tabiat menjadi kasar, bandel, dan berandal. Ajaran sekolah minggu sudah ia lupakan, bait-bait dari Katekismus Wesmeinster sudah tidak ia ingat lagi, lagu-lagu rohani mungkin juga sudah berubah dengan lagu lagu duniawi. Hidupnya penuh dengan hura-hura. Bahkan ketika ia berusia 17 tahun, ia terjerumus ke dalam perbuatan yang biadab, yaitu jual beli manusia. Kapalnya enerima muatan manusia dari Afrika, dan membawanya ke Amerika untuk dijadikan budak belian. Dan dalam perjalannya selalu saja ada korban yang berjatuhan, yang kemudian dibuang begitu saja ke laut. Namun Tuhan Maha Pengasih, Tuhan mengasihi John, Ia tidak rela John berbuat demikian.
Suatu ketika, John tertimpa suatu penyakit. Ia tertular penyakit yang berasal dari Afrika. Dan ternyata orang-orang sebangsanya tidak ada yang peduli dengan keadaan John. Ia dibiarkan begitu saja sampai nyaris meninggal. Suatu hari, kapal yang ia tumpangi dihantam ombak badai yang sangat dasyat. Ketika kapalnya terombang-ambing, ia merasa seperti nabi Yunus yang menjadi penyebab badai tersebut. Di saat itulah ia sadar, ia teringat ada seseorang yang memberi hadiah buku tentang kekristenan yang berjudul ”Imitation of Christ”, karya Thomas A Kempis. Ia mulai sadar bahwa perjalanan hidupnya sudah sangat jauh dari ajaran Tuhan. Dan akhirnya ia bertobat. Kembali ke jalan yang benar, bahkan ia menjadi seorang gembala jemaat, seorang pendeta sampai akhir hayatnya. Ia wafat pada usia 82 tahun.
Sebelum dipanggil Tuhan, ia menceritakan kisah hidupnya dalam sebuah lagu : ”Amazing Grace.” ”Ajaib benar Anugerah”
Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost but now am found
Was blind but now I see (dilanjutkan KJ 40:1-2)
Bapak, ibu dan saudara, jauh hari sebelum ia meninggal, Pdt John Newton juga telah menyusun kata-kata yang kemudian diukir pada batu nisannya demikiaan :
“JOHN Newton, pendeta, dahulu seorang yang tak beragama dan tak bersusila, seorang tuan budak belian di Afrika. Oleh anugerah Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus ia dilindungi, dipulihkan, diampuni, dan ditunjuk untuk memberitakan kepercayaan, yang dahulu hendak dimusnahkannya”.
Bapak ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Yesaya, sebelum dipanggil Tuhan menjadi seorang nabi, mengalami hal serupa. Ia merasa najis bibir, ia merasa hina di hadirat Tuhan yang mahabesar, yang maha mulia, dan yang mahakudus. Ketika ia melihat kemuliaan Allah, ia berteriak:”Celakalah aku; aku binasa! Sebab aku adalah orang yang najis dan dari bangsa yang najis!...”. (Yesaya 6:5). Namun oleh kasih setia Tuhan, melalui salah seorang Serafim, Yesaya telah dipulihkan dari dosa yang disimbulkan dengan menyentuhkan bara api dari mezbah suci ke mulut Yesaya. ”Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni”. (Yesaya 6:7). Kasih karunia Allah telah memampukan Yesaya untuk menerima panggilan Tuhan sebagai seorang nabi. Seperti tertulis dalam Yesaya 6:8; ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: ”Ini aku, utuslah aku.” Yesaya tidak terlebih dahulu minta penjelasan mengenai panggilan itu, ia tidak melakukan tawar-menawar dengan Tuhan. Ia merasa Tuhan sudah mengasihi dirinya, sehingga ia melakukan penyerahan diri seutuhnya untuk menjadi pelayan Tuhan.
Bapak ibu dan saudara yang terkasih,
Demikian juga pengalaman iman yang dialami Paulus sebelum ia menjadi rasul. Ia merasa hina dihadapan Allah, karena ia dulunya sangat membenci dan menganiaya orang-orang Kristen. Secara manusiawi, Paulus belum memiliki kesiapan dan kemampuan apa-apa dalam melayani Tuhan, karena masa lalunya yang begitu suram. Dalam I Korintus 15:9 ”Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah.” Tetapi karena kasih karunia Tuhan semata, Paulus dimampukan untuk melaksanakan tugas panggilannya melebihi rasul-rasul yang lain. Meski demikian ia tidak membanggakan dirinya, i Korintus 15:10 akhir, ”.... tetapi bukan karena aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”
Panggilan Tuhan juga dialami oleh Simon dan kawan-kawannya sebagai murid Yesus. Diawali dari keajaiban yang dialami Simon dan kawan-kawannya saat mencari ikan. Semalaman ia tidak memperoleh apa-apa, Namun ketika Yesus menyuruh agar Simon bertolak ke laut dan menebarkan jalanya kembali, keajaiban ia dapatkan. Jala yang ia tebarkan mulai koyak karena tangkapan ikan yang begitu luar biasa. Ketaatan Simon terhadap perintah Tuhan tidaklah sia-sia. Dan ketika Simon melihat keajaiban itu, tersungkurlah ia di depan Yesus. Dan karena ia merasa hina dan dosa, ia berkata:”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Lukas 5:8) Namun Yesus justru berkata:”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas 5:11).
Bapak ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus
Panggilan Tuhan terhadap orang-orang untuk terlibat dalam pelayanan, bukan semata-mata didasarkan pada kemampuan seseorang, pada kepandaian seseorang, pada kekayaan, jabatan ataupun kesalehan hidup seseorang, melainkan didasarkan oleh karena kasih karunia Tuhan semata. Kasih karunia Tuhan menolong seseorang yang hina, memampukan seseorang yang najis dan memulihkan seseorang yang berdosa. Karena kasih karunia Tuhan memampukan Yesaya, Paulus dan Simon untuk menjadi pelayan Kristus melebihi apa yang mereka kira. Memampukan John Newton yang sudah meninggalkan pengajaran Kristen untuk berbalik dan menjadi seorang penginjil. Hanya oleh kasih karunia Tuhan mereka disucikan dan dipakai dalam pekerjaan Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Kita sering menghindar manakala ada permintaan untuk melakukan pelayanan di jemaat, baik sebagai anggota majelis, pengurus komisi, kepanitiaan maupun aktifis dalam gereja, dengan berbagai dalih seperti tidak mampu, merasa tidak layak karena latar belakang kehidupan kita yang tidak baik. Ketika kita punya pemikiran: ”Nanti dulu, biar hidupku tertata dengan baik, biar saya bisa melepaskan kegemaran yang satu itu, atau nanti saja, setelah saya pensiun.” Ketika kita berpikiran supaya hidup kita sempurna baru akan melayani Tuhan, habislah waktu kita untuk dapat melayani Tuhan. Kapan manusia dapat sempurna ?
Bapak ibu dan saudara, sekaranglah waktunya bagi kita untuk menanggapi panggilan Tuhan dengan berkata ”Inilah aku, utuslah aku!” Gereja kita masih membutuhkan banyak pelayan-pelayan Tuhan di berbagai bidang. Mungkin kita memiliki talenta dibidang musik, bergabunglah dengan tim musik, sehingga bisa membantu dalam mengiringi puji-pujian, talenta di bidang elektronika, bisa membantu gereja dalam mengoperasikan sound system, talenta kita suka bercerita bisa membantu di komisi sekolah minggu dan sebagainya. Mungkin selama ini kita berpikiran, wah nanti kalau jadi majelis harus kotbah. Jawabannya tidak harus!
Bapak ibu dan saudara, sama seperti yang dialami John Newton, Yesaya, Paulus maupun Simon, hanya karena kasih karunia, mereka dimampukan. Sekalipun mereka hina, tetap dipakai-Nya. Amin.


6 komentar:

  1. sangat mengagumkan,pak.......

    BalasHapus
  2. AMIN,,,HALELUYA,,,^_^MUKJIZAT ITUU NYATAA,,AMIN:)

    BalasHapus
  3. AMIN,,,HALELUYA,,,YESUS ITU BAIK,,,GBU !!!

    BalasHapus
  4. AMIN,,,HALELUYA,,,^_^ MUKJIZAT ITUU NYATAAA,,,:)

    BalasHapus